Meningkatkan Brand Awareness pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Melalui Sosial Media

Jihan Nabila

Content Writer

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern yang selalu membutuhkan interaksi. Tidak hanya di dunia nyata, tetapi di dunia maya. Seiring dengan perkembangan teknologi, peran media sosial semakin meluas dan tidak lagi hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi personal. Kini, platform digital tersebut telah berevolusi menjadi alat multifungsi yang berperan penting dalam membangun identitas, baik individu maupun merek bisnis. 

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, sekitar 2,99 juta pelaku usaha di Indonesia telah menerapkan metode penjualan daring. Meski data terbaru mengenai angka tersebut belum tersedia, tren digitalisasi yang semakin pesat menunjukkan potensi peningkatan jumlahnya. Oleh karena itu, sudah semestinya para pebisnis memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk memperkenalkan produk agar merek lebih dikenal, bisnis berkembang, serta membuka peluang kerja bagi lebih banyak orang.

Apa itu Brand Awareness

Brand awareness merupakan salah satu elemen fundamental dalam strategi pemasaran yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk atau layanan kepada khalayak luas. Strategi ini tidak hanya sekadar memperkenalkan nama merek, tetapi juga membangun asosiasi yang kuat di benak konsumen, sehingga mereka dapat dengan mudah mengenali, mengingat, dan mempertimbangkan produk tersebut saat hendak melakukan pembelian.

Brand awareness berperan penting dalam menciptakan persepsi positif dan membedakan suatu merek dari kompetitornya. Semakin tinggi tingkat kesadaran merek, semakin besar kemungkinan konsumen memilih produk tersebut dibandingkan alternatif lain di pasar. Selain itu, brand awareness yang kuat dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan memperluas jangkauan bisnis melalui word-of-mouth atau rekomendasi dari pengguna sebelumnya. 

Bagaimana Cara Membangun Brand Awareness pada UKM melalui Sosial Media?

1. Menentukan Identitas Brand yang Tepat

Sebelum mempromosikan produk atau jasa, UKM perlu merancang identitas merek yang jelas dan sesuai dengan nilai bisnis yang ingin disampaikan. Identitas brand mencakup elemen-elemen seperti logo, warna, tone of voice, serta nilai dan kepribadian yang ingin ditonjolkan. Identitas ini harus relevan dengan target pasar dan mampu mencerminkan bagaimana brand ingin dikenali oleh audiens.

Sebagai contoh, jika sebuah UKM bergerak di industri skincare khusus pria, maka seluruh elemen branding harus mencerminkan bagaimana seorang pria tampan terlihat. Mulai dari desain kemasan, pemilihan warna, hingga gaya komunikasi, harus mencerminkan maskulinitas dan ketegasan. Penggunaan warna seperti hitam, biru tua, atau abu-abu lebih sesuai dibandingkan merah muda, yang secara umum lebih identik dengan kesan feminin. Pemilihan identitas yang tepat akan membantu brand lebih mudah diingat dan diterima oleh target pasar yang dituju.

2. Membuat Ciri Khas

Memiliki ciri khas adalah salah satu cara agar brand lebih mudah melekat di benak audiens. Meskipun banyak orang mengetahui bahwa misalnya, bisnis yang dijalankan bergerak di bidang makanan, bukan berarti mereka akan terus mengingat brand Anda jika tidak ada elemen pembeda dari kompetitor. Ciri khas inilah yang membuat sebuah brand unik dan lebih mudah dikenali.

Saat ini, banyak pelaku usaha yang memanfaatkan media sosial untuk memperkuat branding mereka. Salah satu contohnya adalah seorang pedagang wanita yang viral karena selalu melemparkan kaleng di awal setiap videonya. Tindakan tersebut menjadi identitas unik yang membedakannya dari pedagang lain. Meskipun yang memiliki ciri khas adalah pemiliknya, audiens tetap akan mengasosiasikannya dengan brand yang ia bawa.

Ketika sebuah ciri khas berhasil melekat di benak audiens, mereka akan langsung teringat pada brand tersebut hanya dengan melihat elemen terkait, seperti produk, konsep, atau bahkan gaya penyampaian konten. Jika ciri khas tersebut cukup kuat dan menarik, bukan tidak mungkin akan ditiru banyak orang hingga menjadi tren, yang secara tidak langsung akan meningkatkan brand awareness.

3. Membuat Konten yang Menarik dan Memanfaatkan Tren Pasar

Konten yang menarik tentu lebih disukai oleh audiens. Namun, seperti apa sebenarnya konten yang menarik itu? Tidak ada standar baku yang menentukan jenis konten yang pasti menarik bagi semua orang. Kuncinya adalah melalui proses trial and error, terus mencoba dan mengevaluasi hingga menemukan gaya konten yang paling sesuai dengan target audiens dan bidang bisnis Anda. Namun, satu hal yang mutlak adalah menciptakan konten berkualitas dengan nilai (value) di dalamnya. Konten yang memberikan manfaat akan lebih mudah diapresiasi oleh audiens, bahkan bisa membuat mereka menantikan update terbaru dari akun Anda.

Selain konten valuable yang cenderung bersifat edukatif dan informatif, Anda juga bisa membuat konten yang melibatkan emosi audiens, seperti kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, atau rasa penasaran. Jenis konten ini sering kali lebih engaging karena memicu reaksi emosional. Namun, perlu diingat bahwa pemanfaatan emosi dalam konten harus dilakukan secara etis dan bertanggung jawab, serta tidak disalahgunakan untuk menggiring opini publik ke arah negatif.

Saat ini, banyak orang menggunakan strategi viral marketing dengan membuat konten yang berpotensi menjadi tren di media sosial. Strategi ini juga bisa diterapkan dalam bisnis untuk meningkatkan brand awareness sekaligus engagement. Namun, tren bersifat dinamis dan sering kali hanya berlangsung sementara. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengikuti perkembangan topik yang sedang populer atau bahkan menciptakan tren baru yang relevan dengan brand Anda.

4. Menyesuaikan Pembahasan Konten dengan Target Market

Mengetahui target market secara spesifik adalah langkah penting dalam strategi pemasaran. Anda tidak bisa hanya mengelompokkan target audiens berdasarkan usia secara umum, misalnya hanya membedakan antara yang muda dan yang tua. Lebih dari itu, Anda perlu menggali lebih dalam mengenai kebiasaan, preferensi, serta kebutuhan mereka.

Dengan memahami target market secara jelas, Anda dapat menentukan jenis konten yang paling relevan untuk disajikan kepada audiens atau pengikut di media sosial bisnis Anda. Misalnya, jika bisnis Anda menargetkan orang dewasa berusia 40-60 tahun, tentu tidak tepat jika konten yang disajikan bersifat receh ala remaja. Hal tersebut justru bisa membingungkan audiens dan membuat mereka merasa tidak terhubung dengan brand Anda. Oleh karena itu, menyesuaikan konten dengan target market merupakan hal krusial agar brand dapat diterima dengan baik, dikenal lebih luas, serta membangun kepercayaan audiens terhadap bisnis Anda.

5. Memanfaatkan Influencer dan Iklan di Media Sosial

Seiring berkembangnya media sosial, jumlah influencer pun semakin bertambah. Bisnis dapat memanfaatkan influencer sebagai strategi pemasaran untuk memperkenalkan brand kepada para pengikut mereka. Influencer sendiri terbagi menjadi beberapa kategori, seperti mikro dan makro. Untuk UKM, sebaiknya memulai dengan influencer mikro terlebih dahulu karena tarif kerja sama mereka lebih terjangkau, namun tetap memiliki engagement yang baik dengan audiensnya.

Sebuah penelitian pada tahun 2023 oleh Siagian dan Kurnia menunjukkan bahwa penggunaan influencer sebagai bentuk iklan di media sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap brand awareness, yakni mencapai 89%. Penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa semakin populer seorang influencer, maka semakin besar pula dampaknya terhadap peningkatan brand awareness suatu bisnis.

Selain bekerja sama dengan influencer, Anda juga bisa memanfaatkan fitur iklan berbayar yang disediakan oleh berbagai platform media sosial. Saat ini, hampir semua media sosial memiliki fitur promosi yang dapat membantu bisnis menjangkau audiens yang lebih luas. Baik menggunakan influencer maupun layanan iklan, pastikan untuk memilih strategi yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis dan anggaran pemasaran yang tersedia.

Untuk membangun brand awareness yang kuat, UKM perlu menerapkan berbagai strategi, seperti menentukan identitas brand yang tepat, menciptakan ciri khas yang unik, serta menyajikan konten menarik yang sesuai dengan target audiens. Selain itu, memanfaatkan influencer dan layanan iklan berbayar juga dapat menjadi strategi efektif untuk menjangkau lebih banyak orang.

Membangun brand awareness melalui konten tidak bisa dilakukan secara instan. Diperlukan konsistensi dan kontinuitas dalam membuat serta membagikan konten agar visibilitas brand meningkat dan menjangkau audiens yang lebih luas. Meskipun proses membangun brand awareness membutuhkan waktu dan konsistensi, strategi yang tepat akan membantu bisnis berkembang lebih luas, meningkatkan loyalitas pelanggan, serta membuka lebih banyak peluang pasar. Oleh karena itu, UKM harus terus beradaptasi dengan tren digital dan memanfaatkan media sosial secara optimal untuk meningkatkan daya saing di pasar.